Persoalan filsafat dalam kehidupan
manusia merupakan suatu perbincangan yang tak
habis-habisnya. Diskursus tentang filsafat sejak era yunani kuno sampai saat ini masih terus diperdebatkan oleh para setiap pelajar yang membidani ilmu pengetahuan, terutama pada filsafat.
habis-habisnya. Diskursus tentang filsafat sejak era yunani kuno sampai saat ini masih terus diperdebatkan oleh para setiap pelajar yang membidani ilmu pengetahuan, terutama pada filsafat.
Karya Etienne Balibar dengan judul
“Anti Filsafat, Metode Pemikiran Marx” merupakan suatu problematisasi terhadap
filsafat yang menjadi sebuah fakultas atas kebenaran dianggap sebagai sesuatu
yang menghalangi untuk menemukan kebenaran itu sendiri.
Semenjak Plato hingga Hegel,
aktivitas kerja para filosof hanya menyibuki dirinya dalam menafsirkan dunia,
terutama berkaitan dengan kehidupan manusia masyarakat.
dunia serta kehidupan manusia menjadi objek tafsiran yang berbeda dari kedua kubu filasafat yakni, filsafat yang mendasarkan pandangannya terhadap materi sebagai hal yang primer dan menganggap ide serta pikiran sebagai hal yang sekunder disebut dengan istilah matrealisme, sementara pandangan yang menilai bahwa idea atau fikiran yang sebenarnya sebagai hal yang primer dan materi yang dimaknai sebagai hal yang sekunder di kenal dengan sebutan atau istilah idealisme. Etienne Balibar, dalam karyanya tersebut mendudukan pemikiran Marx yang secara signifikan serta konprehensif berdasarkan metode yang digunakan Marx dalam melihat situasi perkembangan masyarakat.
dunia serta kehidupan manusia menjadi objek tafsiran yang berbeda dari kedua kubu filasafat yakni, filsafat yang mendasarkan pandangannya terhadap materi sebagai hal yang primer dan menganggap ide serta pikiran sebagai hal yang sekunder disebut dengan istilah matrealisme, sementara pandangan yang menilai bahwa idea atau fikiran yang sebenarnya sebagai hal yang primer dan materi yang dimaknai sebagai hal yang sekunder di kenal dengan sebutan atau istilah idealisme. Etienne Balibar, dalam karyanya tersebut mendudukan pemikiran Marx yang secara signifikan serta konprehensif berdasarkan metode yang digunakan Marx dalam melihat situasi perkembangan masyarakat.
Dengan menggunakan kerangka
pemikiran diamat serta histomat, Etienne Balibar melakukan sebuah pelampauan
terhadap kegiatan filsafat yang jauh dari realitas kehidupan manusia
masyarakat. sebagaimana materialisme dialektis merupakan senjata dari kaum
pekerja yang kemudian digunakan untuk melihat proses penindasan yang dilakukan
oleh sistem kapitalisme di dalam aktivitas kerja-kerja produksi. Sementara
materialisme historis sebagai sebuah penjelasan terkait dengan proses sejarah
yang berlangsung dari masa lampau, masa kini, hingga masa depan.
Diamat maupun histomat sebagai satu
kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainya.
Istilah materialisme dialektis memang suatu istilah yang bukan datang dari
Marx, melainkan dari Joseph Dietzsgen, seorang buruh sosialis yang menjalin
korenspondensi dengan Marx. Marx sendiri lebih menggunakan dengan istilah
metode dialektik, sementara Engles sahabat karibnya sekaligus partner hidupnya
menggunakan dengan ungkapan dialektik materialis, selanjutnya pada Lenin yang
termaktub pada karyanya materialism dan Empirico criticism, sebagai langkah
maju dari tema-tema pokok yang terdapat pada karya Engles tentang
penjungkirbalikan materialis atas dialektika Hegelian. Disinilah sebuah
tafsiran atas marxisme yang melihat bahwa teori tidak berpulang pada teori
semata, melainkan mendaratkan teori pada laku praksis perjuangan kelas agar
menjemput perubahan dalam bentuk revolusi.
Etienne Balibar kemudian
mengemukakan pemikiran Marx yang memiliki konteks historis sebagaimana ia
menjelaskan melalui tiga sumber empat guru. Dari ketiga sumber tersebut, Marx
melihat situasi perkembangan di eropa pada abad 19 terjadi kegagalan revolusi
dan memiliki semacam keyakinan bahwa krisis umum kapitalisme tak lama lagi akan
datang dan menciptakan situasi pada kaum proletar yang akan mengambil posisi
kepemimpinan bagi semua kelas yang tertindas diseluruh negara (khususnya semua
negara di eropa). Dengan melihat pada perkembangan filsafat Jerman, gerakan
sosialisme yang tumbuh di Prancis, dan praktek perkembangan ekonomi politik di
Inggris, ketiga konteks ini menjadi sumber yang menjadi titik-tolak pembacaan
dari Marx. Penulis ingin mengatakan bahwa pemikiran yang tumbuh dari seorang
filsuf tidak ada berdiri secara otonom atau mandiri tanpa bergantung pada
sesuatu yang berada diluarnya.
Sebagaimana setiap tokoh atau filsuf
senantiasa dipengaruhi atau diprovokasi terlebih dahulu dari pemikiran tokoh
yang hadir sebelumnya, seperti yang terdapat pada empat guru diantaranya.
Epicurus, dengan ide tentang materialisme kebebasan, ide metaforis di dalam
doktrin gerak benturan yang secara acak antar atom. Rousseau yang mempunyai ide
mengenai demokrasi egalitarian atau semacam bentuk perhimpunan partisipasi
langsung warga Negara didalam proses pembentukan khendak umum. Adam Smith,
memiliki pandangan yang menilai bahwa basis dari hak milik ialah kerja yang
diartikulasikan. Dan yang terakhir Hegel yang dianggap tokoh yang paling penting
dan ambivalen, sebagai sumber inspirasi sekaligus lawan perdebatan Marx
mengenai kontradiksi dialektik dan historisitas.
Seperti yang dimaknai oleh Etienne
Balibar, bahwa kata kunci dari pemikiran Marx berangkat dari situasi sosial
yang menyejarah yang terjadi pada masyarakat eropa saat itu. Dengan demikian
penulis menemukan inti dari karya Etienne Balibar bahwa yang dimaksud dengan
anti filsafat bahwa filsafat dianggap sebagai aktivitas pikiran yang bersifat
ahistoris, sebab kegiatan filsafat sebagaimana pada filsafat idealisme yang
berangkat dari wilayah a-priori sehingga melahirkan bentuk pemikiran spekulatif
dan melepaskan diri pada problem konkrit yang terjadi dan dialami oleh
masyarakat. Solusi atas emansipasi perbudakan serta penindasan yang terjadi pada
masyarakat eropa di bawah kekuasaan kapitalisme dan kekuatan borjuis yang
semakin dominan menjadi masalah yang serius dihadapi oleh kaum buruh pada
umumnya.
Sebagaimana revolusi prancis pada
tahun 1789 yang menggunakan metode materialisme dialektik sebagai senjata
perlawanan kaum proletar mendapat pukulan balik dari kalangan borjuis sosial
demokrat dalam merebut posisi kekuasaan dan kemudian kembali meredam perlawanan
yang muncul dari kaum proletar sehingga dianggap sebagai revolusi borjuis.
begitu halnya juga yang terjadi di Rusia ikut mengalami kegagalan akibat
kekuasaan diambil-alih oleh kaum borjuis (mensheviek). Dengan melihat situasi
yang terjadi diatas, sudah tentu tidak terjadi pada ruang spekulatif, melainkan
pada keadaan yang rill, seperti kemunculan politik marxis tidak terlepas dari
gerak sejarah itu sendiri. Dengan gerak sejarah yang berlangsung, komune paris
terlahir secara berhasil dengan meperjuangkan bentuk emansipasi ekonomi dari
buruh.
Sebagaimana Etinne Balibar
menyimpulkan bahwa filsafat itu bukanlah doktrin, filsafat bukanlah opini,
teorema-teorema atau hukum-hukum alam, kesadaran atau sejarah dan tentu saja
filsafat bukanlah pernyataan mengenai opini-opini (doxa) dan hukum-hukum yang
terlalu general. Dengan demikian penulis sendiri memiliki kesimpulan bahwa
filsafat dari Marx adalah batas dari filsafat itu sendiri. Sehingga keluar dari
filsafat menuju pada medan ekonomi-politik, dengan melihat pada hukum
perkembangan masyarakat yang terjadi tentu berkaitan dengan berkembangnya
bentuk-bentuk produksi sebagai suatu tinjauan secara historis. Bahwasanya
medan filsafat hanyalah persoalan yang bermain pada kaidah-kaidah logika,
spekulatif, a-historis dan memandang bahwa segala perubahan serta perkembangan
masyarakat bukan berasal dari relasi kerja konkrit/fisik dalam aspek syarat
produksi secara objektif, melainkan pada keyakinan subjektif yang bersifat
abstrak dan berangkat dari lubang metafisik.
Mungkin itu yang sedikit penulis
tangkap dari hasil bacaan selama dua hari, maka penulis menanti serta berharap
adanya kritik bantahan dari pembaca, terutama kepada partner dialektik
sekaligus partner hidup penulis, Marsinah Dhede.! Semoga cinta kita terus
tumbuh dalam ladang dialektika, agar para petani dan buruh kelak memetik
hasilnya.. I love U Sayangku.
*Penulis adalah seorang penyuka cicak dan hal-hal aneh. Ia lebih aneh dari Nietszche. Ia seorang misterius yang telah hilang kemisteriusannya. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar