Minggu, 20 Agustus 2017

Rekreasi Juga Hak Difabel, Sudahkah Terpenuhi?

Pagi-pagi, grup WA Difabel Banua Bersatu sudah rame.

"Kami sudah kumpul di Menara Pandang" Pak Slamet, ketua PPDI Kota Banjarmasin mengabari.

"Mana nih mbak Dhede?" tanya Siah, seorang difabel daksa yang walau baru abis operasi rahim, semangatnya gak pernah padam.

"Ibu Dhede, Hadangi (tunggu) bubuhan (teman2) tuli mau ke sini" pinta Rini, seorang difabel ruwi.
Aku ketawa membaca komen-komen mereka di WA. Ibu? wkwkwkwk... Emang begitu cara teman-teman Tuli menghargai orang lain, walau pernah ku minta panggil 'Dhede' saja. Bisa jadi karena wajahku yang terlalu boros.


"Bentar ya, aku dibelakang teman-teman. Lagi ngobrol sama teman-teman LBH" kataku.

Tak lama, kami pun ngumpul. Komplit difabelnya. :D Ada yang daksa polio, cerebral palsy, netra, ruwi, paraplegy, dengan berbagai alat bantu yang mereka gunakan. Ada juga yang tidak menggunakan alat bantu.