Rasanya sudah pegal pantatku duduk dikursi roda berjam-jam di bandara Ujung Pandang. Aku penumpang transit hendak lanjut ke Kalimantan.
“Banjarmasin, Banjarmasin,
Banjarmasin” suara petugas gate memanggil penumpang Banjarmasin. Tiba-tiba
depan gate 6 penuh dengan kerumunan manusia bertampang cemas dan lelah.
“Ah, belum juga berangkat. Sial! Ini
Lion giliran kita yang telat check in, tiket hangus. Lah, kalo giliran mereka
delay suka-suka mereka. Bangkek!” maki seorang lelaki paruh baya yang tengah
menggendong anak balita perempuan. Matanya menatap tajam, kesal, pada petugas
gate itu.
“Maaf, pak. Ini (delay) karena
persoalan operasional” laki-laki petugas yang tingginya kira-kira kutaksir
lebih tinggi sejengkal dariku mencoba menjelaskan pada pria itu.