Jumat, 13 Desember 2013

Surat Dari Che Guevara Untuk Kawan-Kawan Muda


Kami percaya bahwa perjuangan revolusioner adalah suatu perjuangan yang sangat panjang, sangat sulit. Sulit tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu kemenangan revolusi di suatu Negara hanya akan terjadi di Negara itu saja. (Che Guevara)

Che Guevara
Che Guevara

Kalau aku boleh memilih untuk berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalan yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang kalian ketuk nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus, dan punya mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang, kemapanan pekerjaan dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori social yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela orang yang miskin. Ku pilih tinggal serta berjuang di hutan karena disana aku kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.

Andai aku masih bisa di beri kesempatan untuk kembali ke negeri mu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi. Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk mendapatkan uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi dengan pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan ku bantu para buruh bangunan yang menghabiskan waktunya untuk menjinjing alat-alat berat. Dan akan ku teman para buruh pabrik yang masih saja di ancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian mahal. Ku rasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.

Kuli

Buruh pabrik garmen
(bagian I)

Mamaku sayang…
Sudah jangan bawel dan marah-marah
Seharian aku telah dimarahi mandor dan supervisor
Katanya kerjaanku lambat, nanti perusahaan rugi besar
Upahku yang kecil itu bisa dipotong lagi

Suamiku tercinta….
Sudah jangan suruh aku bersihkan dapur dan piring sisa makan malam mu
Jangan pula minta kulayani hasratmu malam ini

Jumat, 27 September 2013

ARMP tolak Raperda Istimewa tentang pertanahan

ALIANSI RAKYAT MENOLAK PENGGUSURAN
Pernyataan Sikap
MARI WUJUDKAN YOGYAKARTA ISTIMEWA TANPA PENGGUSURAN

Selama ini, warga Yogyakarta yang menempati tanah Negara menjalani hidup dalam bayang-bayang ancaman penggusuran. Alasannya, warga yang dianggap menempati tanah SG/PAG, lebih-lebih tanpa surat kekancingan. Di banyak tempat, SG/PAG menjadi masalah, sebagai contoh: di pesisir Kulon Progo (3 kecamatan) warga petani akan digusur karena lahan dan pemukiman milik mereka mau ditambang pasir besi, di Suryowijayan warga sudah mendapat surat kekancingan, tetapi surat itu ditarik kembali dan diberikan kepada pengusaha, dan kami di Parangkusumo yang mencari nafkah sebagai pedagang kecil akan digusur jarena tempat tinggal kami akan dibangun hotel-hotel bertaraf internasional.

Kamis, 26 September 2013

Gadis Periku...

The Next Marsinah ^.^
Yang harus selalu kamu ingat
Dunia masih tak adil pada kita
Ekuimene yang tengah kamu dan aku pijak
Ada dajjal yang berkuasa seperti dongeng-dongeng
Yang sering kuceritakan dulu
Tapi, dajjal kali ini nyata dan tentunya lebih jahat dan seram
Dia tidak mau cerita hidup kita endingnya happy seperti dongeng-dongeng itu

Yang  harus kamu tahu
Selang infus dan oksigen
Yang tengah melilit tubuhmu
(pun) dikuasai oleh dajjal itu
Hingga  dua orang tua yang telah bungkuk punggungnya
Harus bertambah bungkuk
Agar angka-angka di puluhan kertas merah
Bisa menyehatkanmu
Sebab dajjal tak inging kamu sehat
Hanya dengan senyum manismu
Sebagai imbalannya.
Dia tak sudi!

Senin, 23 September 2013

Rencana Investasi Kehutanan (Forest Investment Plan) : Persoalan dan Konflik Baru bagi masyarakat

Siaran Pers

Aliansi Masyarakat Sipil Yogyakarta untuk Penolakan Rencana Investasi Kehutanan

Pada 24-26 September 2013 akan diadakan Pertemuan FIP Pilot Countries di Hotel Inna Garuda-Yogyakarta. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan antar negara pilot FIP dengan tujuan membahas perkembangan FIP di masing-masing negara. 

FIP merupakan skema global dan bagian Climate Investment Fund (CIF)  yang telah disetujui oleh Komite FIP tanggal 5 November 2012 dengan jumlah dana sebesar USD 70 juta dari MDB’s (Bank Dunia, ADB, dan IFC) bertujuan untuk mengurangi hambatan pelaksanaan REDD+ di daerah serta untuk meningkatkan kapasitas tentang REDD+ dan Pengelolaan Hutan Lestari (SFM) di tingkat lokal serta provinsi. Program FIP akan dilaksanakan di 15 provinsi, dan salah satunya adalah di Yogyakarta.

Minggu, 15 September 2013

Filsafat Batas Filsafat Karl Marx, Sebuah ulasan Etienne Balibar

Persoalan filsafat dalam kehidupan manusia merupakan suatu perbincangan yang tak
habis-habisnya. Diskursus tentang filsafat sejak era yunani kuno sampai saat ini masih terus diperdebatkan oleh para setiap pelajar yang membidani ilmu pengetahuan, terutama pada filsafat.

Karya Etienne Balibar dengan judul “Anti Filsafat, Metode Pemikiran Marx” merupakan suatu problematisasi terhadap filsafat yang menjadi sebuah fakultas atas kebenaran dianggap sebagai sesuatu yang menghalangi untuk menemukan kebenaran itu sendiri.
Semenjak Plato hingga Hegel, aktivitas kerja para filosof hanya menyibuki dirinya dalam menafsirkan dunia, terutama berkaitan dengan kehidupan manusia masyarakat.

Senin, 09 September 2013

"Sang Popaco"

Sebuah prosa muncul dalam era romantik
Yang transenden lengah berhadapan dengan antroposentris
Tatkala bab per bab mendeskripsikan laku filsafat, spektrum general, narasi skriptualitas mengemuka diatas cadasnya kehidupan
Tesis dan antitesis, dua rangkaian yang saling mengandaikan dan menegasi
Hubungan resiprokal terjewantahan pada diferensiasi lalu menjatuhkan koma, koma dan koma
Ketika berhenti pada batas titik, tak terjawab lagi

“Ponoso”
Aku kenal dengan nama ini
Nama yang terus ku sebut
Nama yang menenggelamkanku dalam pigura cinta

Senin, 24 Juni 2013

Pernyataan Sikap Solidaritas Untuk Rakyat (SADAR MALUT)



Solidaritas Untuk Rakyat (SADAR-Malut)
GMNI, LMND, PEMBEBASAN, SMI, SLAVERY, GMKI, SAMURAI, GEMPAR, PEREMPUAN MAHARDHIKA, BEM UNKHAIR, BEM HUKUM UNKHAIR, BEM FEKON UNKHAIR, GAMHAS, BEM SASTRA UNKHAIR, BEM POLITEKES, DJAMAN, HPMS, PMII, IMM, DJAMAN

PERNYATAAN SIKAP
RAKYAT BERSATU, TOLAK KENAIKAN HARGA BBM DAN TURUNKAN REZIM SBY-BUDIONO!!

17 juni 2013, DPR RI resmi mengesahkan APBN-P yang salah satu poinnya menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Selanjutnya menunggu pemerintah mengumumkan kapan kenaikan harga BBM resmi di mulai. Walau begitu, harga sembako dan bahan pokok lainnya sudah mulai melonjak naik. Alasan pemerintah menaikan harga BBM dikarenakan naiknya harga minyak dunia yang berakibat pada membengkaknya subsidi tambahan sehingga perlu untuk menaikkan (baca: memotong) harga subsidi BBM untuk rakyat. Benarkah solusi menaikan harga  BBM adalah jalan keluarnya seperti iklan-iklan di TV dan media massa? Ataukah semakin menambah panjang kesengsaraan rakyat Indonesia? 

Selasa, 21 Mei 2013

Pernyataan Sikap FONDASI, 15 TAHUN REFORMASI

“REFLEKSI 15 TAHUN REFORMASI: TOLAK RUU KAMNAS DAN ORMAS, PEMASUNG DEMOKRASI”

21 mei 1998, sejarah gerakan dan mahasiswa Indonsi a kembali memperlihatkan kekuatannya dengan merobohkan Orde Baru (Soeharto) sebagai simbo pemerintahan yang berwatak otoritarian dan militeristik. Tirani kediktatoran yang bertahan selama 32 tahun itu akhirnya lengser dari tahta singgsasannya dan digantikan dengan sistem pemerintahan yang demokratis (katanya?). Namun, tepat 15 tahun demokrasi (setengah hati) ini dimenangkan, dengan pengorbanan keringat dan darah puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan rakyat dan mahasiswa. Kebebasan itu justeru akan kembali dipasung.

Ini terlihat saat Undang-Undang (UU) Intelijen disahkan pada 2012 serta rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional dan Organisasi Kemasyarakatan (RUU KAMNAS dan ORMAS) yang akan disahkan pada pertengahan tahun ini, dimana ketiga produk –titisan Amerika—ini memberikan ruang sebesar-besarnya bagi militer, untuk bergerak menembaki rakyat dikota maupun desa; dipabrik maupun di wilayah konsesi investasi ekstraktif; ditambang maupun di kebun; dipasar maupun di dikampus.

Kamis, 02 Mei 2013

Liputan: Aksi Peringatan Hari Pendidikan Nasional Di Yogyakarta



Massa dari MONJALI
membuat lingkaran di Titik Nol Kilometer
Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi yang menamakan aliansinya Menolak Dijajah Kembali (MONJALI) menggelar aksi pada hari Kamis, 2 Mei 2013. Aksi ini dilakukan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan pada hari ini (02/05). Dalam Press Release-nya, MONJALI menganggap pendidikan Indonesia sudah dikomersialisasikan dan mengorientasikan dunia pendidikan sebagai ekonomi sektor jasa hingga berdampak rakyat miskin tidak bisa mendapatkan hak untuk mengakses pendidikan. Menurut mereka, pemerintah absen mengseriusi pendidikan. Ini dibuktikan dengan rencana Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tingkat Universitas yang akan diberlakukan dalam waktu dekat ini. UKT dianggap semakin menyingkirkan rakyat miskin dari Perguruan Tinggi.

Selain itu, MONJALI juga menyerukan 7 tuntutan antara lain: wujudkan pendidikan yang bisa diakses semua rakyat; hapuskan UN, UKT dan kurikulum 2013; realisasikan anggaran pendidikan 20% dari APBN dan APBD tanpa ada korupsi dan penyelewengan; cabut UU No 7 tahun 1994; dan usut tuntas kasus kacaunya proses Ujian Nasional baru-baru ini.


Senin, 29 April 2013

Liputan: Warga Medelan Melawan Perkosaan, Langkah Maju Perjuangan Melawan Perkosaan

Warga Medelen Umbulmartani-Sleman
Berbondong-bondong mendatangi Polres Sleman
Menuntut adili seberat-beratnya pelaku perkosaan.

Ratusan warga Medelen  Umbulmartani, Sleman menggelar aksi demostrasi di Mapolres Sleman pada hari Sabtu, 27 April 2013. Dalam aksi ini, warga menuntut  Polres Kabupaten Sleman segera mengadili seberat-beratnya para pelaku perkosaan dan pembunuhan seorang siswi SMK YPKK Sleman, RPR (Almarhumah). Massa yang terlibat dalam demostrasi ini selain dari Keluarga korban, para tetangga, kepala desa setempat dan warga masyarakat lainnya.  Di truk dan mobil komando yang dibawa massa, terdapat spanduk-spanduk yang bertuliskan “Warga menuntut hukuman mati untuk seluruh pelaku”. Selain itu, salah satu poster yang dipegang seorang ibu tertulis “ Pecat polisi yang terlibat”.  


Jumat, 26 April 2013

Liputan : Diskusi State Ibuism Di Era Pasca Orde Baru



Poster Publikasi Diskusi
Great Thinkers Pascasarjana UGM menggelar diskusi perempuan yang mengangkat tema “Mengkaji Kembali Gagagasan Julia Suryakusuma : State Ibuism Di Era Pasca Orde Baru”. Diskusi ini menghadirkan 2 nara sumber, Dr. Wening Udasmoro dari akademisi dan pengkaji gender FIB-UGM dan Dr. Phil. Dewi Candraningrum dari Jurnal Perempuan.

Sesuai dengan temanya, diskusi ini mengkaji kembali apa itu State Ibuism dan bagaimana keberlangsungan konsep “Pengiburumahtanggaan” di era pasca reformasi. Menurut Julia Suryakusuma, Ibuisme Negara mengacu pada konsep bagaimana negara meletakkan perempuan sebagai sosok Ibu (dalam pengertian biologis), sosok yang terdomestikasi, pendamping suami, dengan segala perangkat feminitas yang dibangun : Bahwa sosok ibu lah kehidupan dilangsungkan, pendidikan anak diletakkan, pengatur rumah tangga yang bijak dan cekatan serta warga negara yang terpuji dan teladan. Konsep ini yang dipakai Soeharto dengan membangun Dharma Wanita dan PKK dari struktur pemerintahan yang paling diatas, sampai tingkat RT-RW. Organisasi-organisasi ini sebagai alat untuk memproduksi dan mengkonstruksi ideologi ibuisme; perempuan sebagai ibu penjaga moral keluarga dan negara. Menurut Dewi Candraningrum, reproduksi pengibuan sejatinya telah mengkastrasi perempuan menjadi pelayan utama dalam sistem besar patriarki. Perempuan diwajibkan menjadi ibu, pengasuh, yang tidak memiliki hasrat seksual, karena bertolak belakang dari nilai kemuliaan pengasuhan. Lanjutnya, ibu diposisikan sebagai pendidik anak adalah cara negara melepaskan tanggungjawabnya atas generasi bangsa.


Organiserku, Papaku..


Nyanyian malam itu ku rindu
“Jangan ada jarak diantara kita, nanti ada dusta”
Begitulah sepotong syair menina-bobokan ku dalam pelukanmu
Rambutku yang berantakan, dengan hati-hati kau rapikan
Segelas teh panas di pagi hari telah tersedia, mengantarkanku ke sekolah
Senyum manismu dari atas genteng rumah menyambutku
“Bagaimana sekolahmu hari ini, sayang?”
Jadilah kakak, jadilah yang terdepan, jadilah dewasa jadilah pemimpin
Itulah pesan didikanmu seiring bertambah usiaku.
Susah, sedih, duka, kau libatkan aku sedari balita
Sebab itu lah aku paham kau tengah mengajarkanku tentang dunia

Papa..
Kehidupan asmaramu indah
Aku pun cemburu dan iri melihat cintamu pada sang kekasihmu, Sang Mama
Memang, Kau tak lah sempurna. Kadang cemburu, ngambek, mau diperhatiin kekasihmu
Tapi itulah keindahan cinta Kalian
Kamu pernah memarahiku
Pernah kita tak bertegur sapa selama 2 hari
Kau biarkan aku bingung mencari cara minta maaf padamu
Ahh,, Sungguh, tak akan ku ulangi hal itu lagi


Minggu, 21 April 2013

“Malam Untuk Kartini : Membaca Pemikiran Kartini dan Melanjutkan Perjuangan Kemerdekaan Perempuan”


“Aku hendak merebut kemerdekaanku;
Aku ingin dan aku harus berperang untuk kemerdekaanku”
(Kartini, 1900)

"Mari, wahai perempuan, gadis-gadis muda, bangkitlah, mari kita bergandeng-tangan, dan bekerja bersama, untuk mengubah Keadaan yang tidak tertahankan ini"
(Kartini, 23 Agustus 1900)
32 tahun pemikiran dan cita-cita perjuangan Kartini diputarbalikkan oleh Orde Baru, Soeharto. Sosok Perempuan Kartini yang sejatinya berkehendak dan memberontak pada budaya yang mengukung kebebasannya sebagai Manusia yang merdeka serta memikirkan kondisi nasib bangsanya yang terjajah oleh Kolonialisme dihilangkan total dan diganti dengan “Ibu-isme” ala Soeharto. Kekritisannya dikaburkan dengan perayaan lomba rias, kebaya, masak-memasak yang tentu sangat jauh dari Perjuangan Kartini itu sendiri, peringatan seremonial itu dibuat seakan-akan Kartini mendukung domestikasi perempuan. Kartini adalah seorang pemula yang mendobrak dan melawan budaya feodal penghambat kemajuan perempuan Indonesia. Saat belum ada orang bicara tentang persoalan-persoalan perempuan, ia telah marah dalam cerita surat-suratnya kepada sahabatnya, Stella. Tidak berlebihan jika mengapresiasikan perjuangannya, luar biasa, karena hidup dijaman dimana perempuan tidak diperbolehkan berpendidikan bahkan hanya untuk sekedar tertawa bebas. Ia bahkan sangat marah ketika melihat kondisi bangsanya yang sengsara dijajah kolonialisme. Saat ini, sungguh sedikit perempuan Indonesia mengetahui perjuangannya.

Senin, 15 April 2013

Pernyataan Sikap Solidaritas Untuk Papua (SUP)

“Rezim SBY-Budiono Harus Bertanggung Jawab Atas Musibah Yang Terjadi
 di Kab. Tambrauw, Papua barat.”
Ilalang Zaman Saat Tampil di Malam Budaya
Yang Digelar Oleh SUP


Serangan wabah di Kabupaten Tambrauw, Distrik Kwor, Kampung Jocjoker, Kosefo, Baddei, Sukuwes dan Krisnos ( Propinsi Papua Barat ), baru-baru ini telah merenggut puluhan nyawa rakyat setempat dan ratusan rakyat lainnya masih dalam keadaan sakit dan tak berdaya, hingga sebagian meninggal secara beruntun tanpa memdaptkan pelayanan kesehatan yang semestinya dari pemerintah dan petugas medis.

Serangan wabah ini sudah terjadi sejak bulan November 2012 dan masih terus berlangsung hingga saat ini, namun hal ini belum mendapatkan tindakan penangan yang serius dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dan terkesan adanya upaya pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah terhadap peristiwa ini, upaya pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani peristiwa ini, dipertegas lewat pernyataan pemerintah daerah setempat yang diyatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat bahwa peristiwa ini bukanlah suatu Kejadiaan Luar Biasa, sebab menurut mereka jumlah 15 orang korban meninggal itu dianggap wajar, dan tidak membenarkan jumlah korban sebanyak 95 orang meninggal dan ratusan lainnya yang masi dalam keadaan sakit yang telah dirilis oleh LSM.

Kamis, 11 April 2013

Rakyat Yogyakarta menolak RUU Ormas disahkan


“RUU Ormas = Kepentingan Modal & Militerisme”. Begitulah bunyi tulisan dari salah satu poster yang dipegang oleh seorang perempuan dalam aksi Puluhan organisasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Tolak RUU Ormas Yogyakarta. Aliansi ini melakukan aksi pada hari selasa, 09 april 2013. Sesuai dengan namanya, aksi yang dilakukan untuk menolak RUU yang dinilai akan membungkam ruang demokrasi bagi rakyat indonesia dalam membtasi kebebasan berorganisasi, berpendapat, berserikat, dan berideologi. Selain itu, terdapat banyak pasal-pasal multi tafsir  yang bisa melahirkan praktek-praktek ketidakadilan, diskriminasi dan tentunya berdampak pada berjalannya kehidupan demokrasi di Indonesia.


Minggu, 31 Maret 2013

Sepenggal Sebuah Kisah

Ini hanya sepenggal cerita lega rasanya 
Meski hanya sepenggal, 
Tetapi 
cerita ini datang dari 
kengerian yang melaut. 
Duka siksa mati manusia yang
menanggung
pengorbanan yang tiada habisnya
Kini telah kutulis.
Betapa tidak.
Anak manusia
ratusan ribu mati disiksa,
ratusan ribu masuk penjara,
terdampar di pulau buangan,
bergulat dengan tanah hutan
Di bawah ancaman ular sanca.
Ibu mati ayah pun mati,
Ibu dibui ayah pun dibui,
Anak-anak melata sendiri.
Anak gadis diperkosa,
Hamil tak terjaga,
Dihardik anak keparat,
Keluar dari sekolah!
Bedebah! …

Marsinah: Korban Orde Baru, Pahlawan Orde Baru*

Harry Wibowo**
Jasad Marsinah diketahui publik tergeletak di sebuah gubuk berdinding terbuka di pinggir sawah dekat hutan jati, di dusun Jegong, desa Wilangan, kabupaten Nganjuk, lebih seratus kilometer dari pondokannya di pemukiman buruh desa Siring, Porong. Tak pernah diketahui dengan pasti siapa yang meletakkan mayatnya, siapa yang kebetulan menemukkannya pertama kali, dan kapan? Sabtu 8 Mei 1993 atau keesokan hari Minggunya? Seperti juga tak pernah terungkap melalui cara apapun: liputan pers, pencaraian fakta, penyidikan polisi, bahkan para dukun maupun pengadilan, oleh siapa ia dianaya dan di(ter)bunuh? Di mana dan kapan ia meregang nyawa, Rabu malam 5 Mei 1993 atau beberapa hari sesudahnya? Kita cuma bisa berspekulasi dan menduga-duga. Kita memang bisa mereka-reka motif pembunuhan dan menafsirkan kesimpulannya senidri. Tapi kita tak mampu mengungkap fakta-faktanya. Kunci kematiannya tetap gelap penuh misteri hingga kini, walau tujuh tahun berselang.

Jumat, 29 Maret 2013

Gerakan Perempuan Indonesia (GEPARI) & Aliansi Perempuan Difabel Yogyakarta Pernyataan Sikap International Womens Day


International Womens Day (IWD) atau Hari Perempuan Se-Dunia yang diperingati pada tanggal 8 Maret  adalah tonggak sejarah gerakan perempuan terlibat dalam perubahan sosial dunia. Di tahun 1908, sebanyak 15.000 perempuan tumpah ruah di jalan menuntut hak-hak politik perempuan dan hak-hak buruh. Kemudian disetiap tahun, IWD diperingati untuk mengangkat dan memperjuangkan isu-isu perempuan.
Kondisi Perempuan di Indonesia
Kekerasan seksual terhadap perempuan dan difabel di Indonesia meningkat tajam. Hampir setiap hari tidak ada habisnya pemberitaan media selalu tak luput dari kasus ini. Data dari komnas Perempuan, sepanjang tahun 2011, ada 4.377 kasus kekerasan seksual dari total 119.107 kasus kekerasan yang dilaporkan dengan 15 jenis bentuk kekerasan seksual. Artinya setiap hari ada 12 perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Dari data tersebut, bisa terbayangkan berapa banyaknya kasus kekerasan seksual yang tidak terlaporkan[1]. Mirisnya, pelaku kekerasan seksual terbanyak adalah kerabat dekat atau orang yang dekat dengan korban. Kemudian Maraknya Peraturan Daerah yang berlandaskan moral dan kayakinan, menjadi hukum pengatur tubuh dan ekspresi perempuan. 207 perda tersebut tersebar di daerah-daerah setelah disahkannya UU Anti Pornografi & Pornoaksi. Cara pandang bahwa perempuan dijadikan sebagai barang atau objek seksual, sehingga segala kehidupannya harus diatur, Tidak hanya dalam bentuk regulasi dan kebijakan, namun terlembaga dalam organisasi masyarakat. Perempuan dikontrol tubuhnya, pergaulannya, pakaiannya, bahkan cara duduk di motor pun diatur dilarang ngangkang[2]. Inilah watak patriarki yang masih ada di masyarakat Indonesia yang didukung oleh berkembangnya konservatisme dan praktek-praktek militerisme (baik yang terlembaga maupun dari masyakarat sipil). Kasus-kasus perkosaan terhadap GERWANI 1965, Marsinah, perempan etnis tianghoa di jakarta, kerusuhan di Aceh, Timor leste, Papua dan Ambon yang melibatkan lembaga militer di negeri ini hingga kini tidak diadili.
Selain itu, Semangat sistem kapitalisme (Modal besar) untuk memprivatisasi dan melepas-tangan   negara dalam penanganan kesejahteraan rakyat berdampak pada kemiskinan yang semakin massal. Kemiskinan di Indonesia berdampak besar pada penindasan terhadap perempuan. Human traffiking, prostitusi, TKW tanpa perlindungan, upah dibayar murah dan tak setara adalah realitas perempuan miskin yang harus rela berkorban untuk menafkahi keluarganya dengan cara yang tinggi risikonya. 6,5 juta perempuan masih buta aksara. Indonesia masih menjadi negara dengan Angka Kematian Ibu dan Anak (AKIA) tertinggi se Asia-Tenggara. Saat ini, pemerintah Indonesia tengah melancarkan program MP3EI yang merupakan program pelancaran arus modal di indonesia dengan membangun infrastruktur-infrastruktur modal. Dampaknya, penggusuran tak terhindarkan. Apalagi di tahun 2011, pemerintah sudah menyiapkan UU Pengadaan Tanah sebagai legitimasi penggusuran lahan msayarakat. Sekarang, negara pun tengah menyiapkan UU anti demokrasi (Intelijen, Kamnas, Ormas) untuk menghalang gerakan apapun yang memprotes kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Lalu, Apa Yang Harus Gerakan Perempuan lakukan?
Dari persoalan kekerasan seksual dan feminisasi pemiskinan diatas, negaralah yang diharapkan sebagai struktural kekuasaan yang dapat melindungi perempuan dari ancaman-ancaman tersebut. Namun, sepertinya ekspektasi itu hanyalah harapan yang tinggal harapan. Kita masih ingat jelas statement-statement seksis dan tingkah laku suka poligami para pejabat negara, seperti Fauzi ‘Foke’ Bowo, Marzuki Ali, M Daming Sanusi, Aceng Fikri dan Joko Prasetyo. Bagaimana bisa perempuan indonesia bisa terlindungi, jika respon pemerintah seperti beberapa tokoh pemerintah diatas. Sejak reformasi, hanya UU Anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berhasil di sahkan. Namun bandingkan dengan UU APP dan 207 perda diskriminatif. Padahal, semakin terbuka ruang untuk perempuan berada di parlemen. Partai-partai yang duduk di pemerintahan maupun di legislatif hingga saat ini belum ada yang mewakili kepentingan perempuan.
Butuh gerakan perempuan yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan perempuan. Di India, tidak hanya perempuan yang merespon kasus perkosaan, puluh-ribuan masyarakat India keluar rumah membanjiri jalanan menuntut pemerintah. Begitu juga yang terjadi di beberapa negara lainnya. Kasus kekerasan seksual menjadi isu bersama gerakan perempuan dan gerakan rakyat lainnya. Untuk itu Gerakan Perempuan Indonesia (GEPARI) dan Aliansi Perempuan Difabel Yogyakarta mengajak dan menyerukan kepada rakyat Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya untuk bersama-bersama memperjuangkan kesetaraan dan kesejahteraan. Di International Womens Day (IWD) kali ini, kami menuntut :
1.       Lawan & tolak segala bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan dan difabel.
2.       Hentikan diskriminasi hukum terhadap perempuan difabel
3.       Hapus UU APP, perkawinan dan 207 perda diskriminatif terhadap perempuan dan difabel.
4.       Berikan Pekerjaan dan upah layak terhadap perempuan tanpa diskriminasi seksual dan fisik
5.       Stop perdagangan perempuan
6.       Cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui sesuai kebutuhan kesehatan perempuan tanpa syarat
7.       Perlindungan bagi buruh Migran
8.       PRT dan pekerja domestik di gaji negara dengan upah layak
9.       Usut tuntas kasus perkosaan Gerwani 1965, Marsinah, Etnis Tianghoa, Ambon, Aceh, Papua dan Timur Leste.
10.   Cabut UU anti demokrasi yang menghambat kesetaraan perempuan.

Kordum
Marsinah Dhede & Novita Winahyu


[1] Lembar fakta catatan tahunan Komnas Perempuan 2011


Kamis, 24 Januari 2013

Ada Puisi Untukmu..


Aku punya puisi untukmu, kawanku
Tapi tidak sekarang ku beritahu puisi pendek itu
Nanti setelah badai sedikit reda
Dan kuharap kau tak hanyut olehnya

Ada puisi untukmu, kawanku
Tapi tidak untuk membuatmu merah pipi terpesona
Bait-baitnya penuh caci maki dan sedikit pujian
Tapi jangan dulu kusut wajahmu
Caci maki itu untukku, untuk mereka dan tentu untuk kamu juga

Aku telah lama menuliskan puisi untukmu, kawanku
Tak tahu mengapa bulir tinta mengajak jemariku menari
menulis tentangmu
Padahal kau tak sehebat kawan-kawanku yang ku kenal
Tak pandai berpropaganda seperti perempuan dan laki-laki itu
Aku tak tahu apa yang kau punya
Yang ku tahu, kau punya ketulusan

Kadang puisi itu ku tulis
Lalu ku sobek dan ku buang dalam lubang toilet 
Saat kau melakukan kesalahan dan aku tak suka
Kadang aku hanya merangkai kata dalam hati
Entah memaki, mengumpat atau memujimu, Kawanku

Ada puisi spesial untukmu, kawanku
Seumur hidup baru 2 kali se-spesial itu ku buat
Pertama untuk orang tuaku dan kali ini untukmu
Kau bukan kekasihku, tapi kawanku
Ah!! Bagiku, kekasih lebih rendah jika dibandingkan Kau, kawanku

Hei, aku tak sedang memujimu
Tapi ada puisi untukmu
Banyak caci maki dan sedikit pujian disana
Jangan dibaca sebelum langkahku menjauh
Agar kau tak balik mengumpatku

Setelah ini jangan kau cari di perpustakan yang sedikit buku itu
Apalagi di kamar sebelah yang telah sepi dari penghuninya, puntung rokok dan kepulan asap
Jangan kau obrak-abrik rumahku
Disana tak ada
Di saku celanaku pun tak ada
Tak perlu kau cari

Ya, itu Puisi caci maki dan sedikit pujian
Ia akan datang sendiri
Sebentar lagi banjir bah akan datang
Jika kau siap berdiri tegak dan tak hanyut
Maka kau akan menemukannya..