Minggu, 25 Desember 2016

Selamat Natal Diane

http://www.gettyimages.co.uk
Aku masih ingat. 20 tahun yang lalu. Sore itu hujan. Kau datang dengan basah kuyup ke rumahku. Meminta izin orang tuaku agar aku bisa ke rumahmu. Mereka mengizinkan. Kau kayuh sepeda dan memboncengiku dalam hujan yang lebat. Kita tertawa, dan sengaja bermain air. Genangan-genangan air di jalanan ditebas ban sepeda, merubah warna putih celanamu menjadii cokelat. Sesampai di rumahmu, bergegas dua pasang baju dan teh hangat diberikan ibumu. Setelah itu, yang ditunggu-tunggu tiba. Saatnya merias pohon natal. Aku paling suka ini. Sama seperti kau suka membantuku menyiapkan ketupat untuk lebaranku.

kepala sekolah, rumah bu Maria, dan masih banyak lagi. Tambaru. Ahay... Sebuah tradisi disetiap Iedul Fitri, Iedul Adha dan Natal. Ini hanya tradisi anak-anak SD seperti kita kala itu. Datang ke rumah yang merayakan hari raya, menyalami dan memberi selamat, lalu meminta angpao ke tuan rumah.

Kamis, 22 Desember 2016

Perempuanku


Seperti Biasa, jam 1 dini hari aku ditelepon kekasih. Itu rutinitas kami. Tidurku terganggu? O tidak. Justru senang. Inilah cara kami menumpahkan rindu, membunuh jarak.

Dia menelepon bukan hanya untuk minta diucapin 'Selamat Hari Ibu'. Dia dan kekasihnya setiap malam akan bangun jam 01.00, menyiapkan dagangan kue dan tak tidur lagi sampai dagangannya laku di pasar, lalu balik ke rumah, main dengan cucu, sekitar jam 2 siang, baru melengkapi tidur yang tertunda. Itu pun hanya sejam. Rutinitas ini sejak aku duduk di kelas 2 SD, saat kekasihnya mengalami kecelakaan di panen cengkeh tahun itu.

Ia akan mulai berkisah tentang cerita yang tidak ku ketahui. dari kisah langganannya yang baik hati, hingga kekasihnya yang memaksa diri bekerja keras padahal kesehatannya tidak memungkinkan lagi untuk bekerja keras. Kadang kisah pilu tak mau ia bagi, disimpannya rapat-rapat. Mereka berdua kompak. Butuh skill tersediri untuk membuat rahasia mereka terbongkar. Nada suaranya dibikin ceria, supaya aku tertipu. JIka sudah kudesak, dia mengawali cerita pilu pasti dengan kalimat "Tapi jangan bapikir e, mama deng papa bisa cara akal". O, Perempuan ku. Bagaimana bisa aku santai saja jika kau dan kekasihmu bergulat dengan masalah? Kau terlalu kuat untuk hidup di dalam sistem yang tidak manusiawi ini.

Senin, 07 November 2016

Bukan Salah Vagina



Tangannya masih melayang, menari di udara.
Seolah ada yang digapai hingga langit menengadah.
Hawa begitu panas, padahal di luar halilintar berlomba dengan gemuruh guntur
Menari dalam hujan.

Dunia bak kolam renang
yang tak lebar, tak luas, tak bisa membuat seseorang
tak berfikir melihat selangkangan.
Setidaknya itu yang kau kabarkan pada tabung-tabung kepalsuan,
pada ujung jemari yang tak henti menancap di layar sentuh.