Minggu, 13 Mei 2012

May Day 2012 di Yogyakarta

YOGYA (KRjogja.com) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Bersatu (KRB) melakukan jajak pendapat dan mimbar terbuka untuk mengetahui respon masyarakat DIY terhadap kenaikan harga BBM. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan jika mayoritas responden menolak kenaikan harga BBM.

Aktivis KRB dari elemen Perempuan Mahardika, Fatum Ade mengungkapkan, dalam jajak pendapat yang digelar sejak 11-26 April tersebut setidaknya telah disebarkan sekitar 6.000 lembar angket kepada masyarakat di sekitar jalan Malioboro, Bantul, Sleman, serta sejumlah pabrik di DIY. Sementara angket yang kembali adalah sejumlah 4.000 lembar.

"Hasil sebaran angket menunjukkan 96 persen responden (3.832 orang) menolak kenaikan BBM serta mendukung berbagai aksi yang menolak kenaikan BBM.
Sementara itu 168 responden atau sekitar 4 persen mendukung kenaikan BBM," ujarnya, Jumat (27/4).


Sementara, dari beberapa solusi untuk mencegah kenaikan BBM diketahui 44 persen responden (1.777 orang) memilih cara nasionalisasi energi dan tambang asing yang dikontrol oleh rakyat.

Selanjutnya 31 persen (1.256 orang) menuntut agar menyita harta para koruptor serta mengadili dan memenjarakan mereka serta 21 persen (855 orang) meminta pemerintah untuk memperbesar anggaran dari APBN untuk subsidi.

"Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa masyarakat menolak kebijakan pemerintah yang ingin menaikkan harga BBM.  Sebab, naik turunnya BBM sangat mempengaruhi naik turunnya harga produksi dan distribusi barang-barang kebutuhan lainnya yang menggunakan BBM seperti listrik, transportasi, bahan makanan pokok," tuturnya.

Pihaknya juga mengingatkan pada masyarakat, meski pemerintah tidak menaikkan harga BBM pada 1 April lalu, namun bukan berarti membatalkan kenaikan BBM. Pemerintah bisa kembali menaikkan harga BBM sesuai mekanisme pasar.

"Karena itu, kami masih akan terus melakukan jajak pendapat hingga pemerintah membatalkan kenaikan BBM. Angket yang semakin banyak terkumpul juga membuktikan pada pemerintah bahwa rakyat menolak kenaikan BBM," tandasnya. (Aie)


sumber : http://krjogja.com/read/126551/mayoritas-warga-diy-tolak-kenaikan-bbm.kr


Buruh Tuntut Hari LiburPDFPrint
Monday, 30 April 2012
SEMARANG – Sekitar 3.500 buruh bakal turun ke jalan dalam peringatan Hari Buruh di Kota Semarang 1 Mei besok. Upah yang layak, serta mekanisme penetapannya akan menjadi salah satu tuntutan mereka.


Sekretaris Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jawa Tengah Nanang Setyono mengatakan,pada pagi harinya unjuk rasa akan dilakukan di kantor Pemkot Semarang.Setelah itu akan dilanjutkan di kawasan kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Kota Semarang.“Semua tergabung dalam aliansi Gerbang (gerakan buruh berjuang),” ujarnya kemarin. Menurut Nanang, hasil kajian terhadap angka upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2012 yang ditetapkan Gubernur Jateng yang sudah berjalan Januari dan Februari lalu, hanya untuk kebutuhan pangan dan transportasi para buruh.

“Padahal,ada kebutuhan kesehatan, pendidikan, sandang yang juga sangat diperlukan,” terangnya. Selain itu, jelas dia, mekanisme penetapan upah juga masih jadi persoalan. Dia mencontohkan upah di tahun 2012, hanya didasarkan pada survei 2011. “Itu secara matematis, hasilnya tidak mungkin bagi perbaikan upah buruh.Apalagi tidak disertai prediksi inflasi,”jelasnya. Selain memperjuangkan peningakatan upah,kata Nanang, aksi nanti juga akan menuntut tanggal 1 Mei dijadikan hari libur nasional. “Juga menolak adanya tenaga outsourcing,serta tuntutan penegakan hukum ketenagakerjaan,” tegasnya.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polrestabes Semarang, Kompol Willer Napitupulu mengaku secara prinsip sudah siap untuk melakukan pengamanan unjuk rasa,peringatan Hari Buruh. “Termasuk personel, kami sudah siap sesuai dengan prosedurnya, masalah anggota yang akan diterjunkan tidak perlu dibeberkan di sini, karena unjuk rasa adalah sahabat kita semua, jadi tidak perlu berlebihan,”tandasnya.

Sedangkan di Yogyakarta,sejumlah elemen buruh juga siap menggelar aksi demo.Titik nol kilometer akan menjadi pusat aksi demonstrasi. Sejak Jumat (27/4) sejumlah elemen organisasi pro buruh sudah menyebarluaskan informasi berisi ajakan untuk menggelar demo agar salah satu keinginan menjadikan 1 Mei menjadi hari libur nasional bagi buruh dapat terealisasi.

“Kita menyerukan kepada seluruh buruh untuk turun bersama kami menyambut Mayday pada 1 Mei besok.Kita serukan hak buruh secara bersama-sama,” tutur aktivis perempuan Komite Rakyat Bersatu (KRB) Yogyakarta Mahardika Fatum Ade saat menggelar aksi mimbar bebas akhir pekan lalu di depan Pasar Beringharjo Yogyakarta. muh slamet/ eka setiawan/maha deva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar