Dok. #Save Taliabu |
Seorang terpelajar bertanya pada bapaknya
Wahai bapak, kenapa begitu angkuh engkau menjual tanah kita
Pada para kompeni-kompeni dan darah biru?
Taukah engkau bahwa
mereka adalah tuan-tuan serakah?
Mereka akan merubah tanah ini menjadi api dan lautan darah para balakusu
Bapaknya Menjawab
Anak ku,
Moyangku tak ajarkan menjual tanah
Sebab tanah adalah milik tuhan
Dunia ini telah berubah menjadi pasar, pasar, pasar,
Jual, jual, jual
Beli, beli, beli
Uang, rupiah, dolar
Dan taukah engkau?
Untuk menyematkan engkau sebagai seorang terpelajar
Terpaksa tanah tuhan harus ku jual
Agar engkau bisa berlayar jauh menimba ilmu di negeri para
orang terpelajar
Agar engkau mampu membayar SPP
Dan segala biaya tetek-bengek untuk menjadi terpelajar
Agar kau pun bisa menjadi sarjana
Agar kau pun bisa menjadi sarjana
Yang biaya itu tak sudi ditangggung oleh negara!
Anakku,
Apa yang tengah kau lakukan di kota orang-orang
terpelajar itu?
Kagetkah engkau dengan gedung-gedung raksasa pencakar
langit?
Senangkah engkau dengan kerlap kerlip terangnya kota?
Ingatkah engkau dengan tanah lahirmu? tumpah darahmu?
Bagaimana jika nanti kau pulang membawa ijazah
Tapi tanah kita tak lagi ada?
Mungkin rumah, kenangan, dan aku pun tak kau temukan lagi
Anakku,
Jika engkau tidak rela tanah ini dirampas
Jika engkau tidak rela tanah ini dirampas
Maka pulanglah
Pulanglah Sebelum alam ini menjadi liang kubur massal
Pulanglah Sebelum darah dan kebengisan
Menjadi santapan para kompeni
Pulanglah Sebelum peluru serdadu
yang di beli dari dari uang pajak ibu bapakmu ini
Menembus dadaku
Dhe
Yogyakarta, 03 Maret 2017
Puisi ini dibacakan pada pagelaran Panggung Budaya, Solidaritas untuk Warga Taliabu yang melawan tambang bijih besi PT. Adidaya Tangguh. Dari demontrasi yang dilakukan, tercatat 16 orang warga dikriminalisasi, dan puluhan mengalami luka-luka.
Mari bersolidaritas. Taliabu adalah cermin darurat negeri ini. Kebingasan dan keserakahan menjadi sesuatu yang wajar dan halal dilakukan oleh negara dan pengusaha kepada rakyat. Lawan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar